Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Rangkuman materi IPS kelas 7 Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Hindu-Buddha

Rangkuman materi IPS kelas 7 Tema 03 Potensi Ekonomi Lingkungan

Rangkuman materi Kelas 7 Tema 03  Potensi Ekonomi Lingkungan. Rangkuman materi ini Kelas 7 Tema 03 Potensi Ekonomi Lingkungan. Resume ini kami buat dengan harapan semoga dapat membantu bapak ibu guru untuk lebih mudah memahami materi IPS Kelas 7 Tema 03 Kurikulum Merdeka dengan judul “Potensi Ekonomi Lingkungan”. Manfaat dengan adanya Resume ini dapat dijadikan bahan belajar bagi peserta didik  untuk belajar dalam mengahadapi penilaian harian. Dan bagi bapak ibu guru rangkuman materi Tema 03 Kurikulum Merdeka ini dapat dijadikan referensi pembuatan kisi-kisi soal. 

Rangkuman materi IPS kelas 7 Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Hindu-Buddha



Pada kesempatan ini kami akan memposting Rangkuman materi Mata pelajaran IPS Kelas 7 Tema 03. Dan selanjutnya kami juga akan memposting rangkuman materi Kelas 7 Tema 04   Pemberdayaan Masyarakat.

Rangkuman materi IPS kelas 7 Tema 03 Aktivitas Kegiatan Ekonomi


B. Aktivitas Kegiatan Ekonomi

Aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat saat ini dipengaruhi oleh kegiatan masyarakat masa lalu, kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi) serta pelaku ekonomi. Aktivitas kegiatan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah Indonesia tidak lepas dari aktivitas kehidupan masyarakat masa lalu. Kehidupan masyarakat masa lalu ini membentuk kebiasaan dan kebudayaan tersendiri bagi masyarakat sekitar. 

1. Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Lalu

a. Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Hindu-Buddha

Pada masa aksara, peradaban sudah lebih maju dan mewariskan banyak 
peninggalan yang masih dapat kita nikmati hingga sekarang. Peninggalan - peninggalan tersebut dapat ditelusuri karena pada masa ini leluhur kalian sudah mengenal tulisan. Tetapi sayangnya beberapa peninggalan - peninggalan tersebut tidak terawat dan diperjualbelikan secara ilegal! 

Leluhur bangsa Indonesia mempunyai kemampuan yang cerdas untuk menerima budaya baru dari luar. Kearifan bangsa Indonesia dalam menerima budaya dari bangsa luar patut menjadi contoh bagi kalian dalam menerima budaya dari luar. Kalian perlu cerdas dalam menerima dan menyaring budaya dari luar untuk dapat dipadukan dengan budaya asli Indonesia agar tradisi dan budaya Indonesia tetap lestari. Belum dapat dipastikan secara pasti bagaimana kemudian budaya India, terutama agama Hindu dan Buddha, dapat menyebar di Indonesia atau pada masa tersebut terkenal dengan sebutan Nusantara. 

Proses penyebaran dan perkembangan budaya India melalui teori-teori dari berbagai ahli berikut. 

Teori Brahmana

Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh Brahmana karena Brahmana adalah kasta yang memahami dengan benar kitab Weda dan bertanggung jawab untuk menyebarkan agama Hindu. 

Teori Waisya
Menurut teori ini, penyebaran budaya India dilakukan oleh pedagang India melalui jalur laut. Perdagangan pada masa itu sedang berkembang karena jalur sutera yang menghubungkan India-Tiongkok melalui jalur laut dan melalui wilayah Nusantara.

■ Teori Ksatria
Agama Hindu masuk ke Indonesia oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Nusantara. Mereka melakukan penyebaran agama Hindu melalui penaklukan wilayah atau prajurit yang melarikan diri setelah kalah perang.

■ Teori Arus Balik
Berdasarkan teori ini, penduduk Nusantara yang ulung dalam berlaut melakukan interaksi di negeri India dan pulang ke Nusantara untuk menyebarkan agama Hindu yang mereka pelajari.

Aktivitas kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha dipengaruhi oleh beberapa Kerajaan.

1. Kerajaan Kutai Martadipura: 

Gerbang Masa Sejarah Nusantara Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, di tepi Sungai Mahakam dan dibuktikan dengan ditemukannya 7 buah prasasti berbentuk Yupa. Parasasti Yupa bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa tersebut diidentifikasi bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar tahun 400 M.

Pada salah satu Yupa diketahui bahwa Raja yang memerintah adalah Mulawarman, anak dari Aswawarman cucu dari Kudungga. Menurut para ahli nama Kudungga bukan nama Sanskerta dan dimungkinkan bahwa nama tersebut adalah asli Nusantara. Sementara nama Aswawarman disebut sebagai pembentuk keluarga (wamsakarta).

2. Kerajaan Tarumanagara: Penanda Peradaban

Sejarah Nusantara di Pulau JawaPada sekitar tahun 400-500 M, di Jawa Barat terdapat kerajaan Tarumanagara. Raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Kerajaan Tarumanagara diidentifikasi dari berbagai penemuan dari prasasti di Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten (Bogor) dan Tugu, Cilincing (Jakarta). Sementara di desa Lebak, Banten Selatan ditemukan Prasasti Munjul. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta yang diubah dalam bentuk syair.

Pada Prasasti Ciaruteun didapatkan dua tapak kaki. Dua tapak kaki dalam prasasti tersebut merupakan tapak kaki raja yang menyerupai tapak kaki Dewa Wisnu. Sedangkan pada Prasasti Kebon Kopi terdapat gambar tapak kaki gajah raja yang dikatakan sebagai tapak kaki Airawata (gajah Dewa Indra).

3. Kedatuan Sriwijaya: Sang Penguasa Perairan Nusantara

Sriwijaya merupakan bentuk kekuasaan dengan sistem kedatuan. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan termegah yang ada di Indonesia pada abad ke-7. Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 605 tahun Saka (683 M) menceritakan perjalanan suci yang dilakukan oleh Daputra Hyang dengan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang dan berhasil menaklukan beberapa daerah. Perjalanan ini membawa kemenangan bagi Sriwijaya dan membawa 
kemakmuran.Belum dapat dipastikan di mana titik letak Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Kekuasaan Sriwijaya diperkirakan terbentang di seluruh Sumatra sampai Semenanjung Malaya dan mungkin sampai daerah Pulau Jawa bagian barat. Sriwijaya mempunyai daerah yang luas dan strategis di perairan Samudra Hindia dan Selat Malaka. Mereka mempunyai armada laut sebagai kekuatan militer yang sangat kuat.


4. Kerajaan Mataram Kuno: Nuansa Kemewahan Peradaban Nusantara di Pulau Jawa

Kerajaan Mataram Kuno mulai dikenal melalui prasasti yang ditemukan di Desa Canggal (barat daya Magelang). Prasasati ini ditulis dalam huruf Pallawa dan diterjemahkan dalam bahasa Sanskerta yang indah dengan bertuliskan angka 732M. Isi dari Prasasti Canggal memperingati pendirian sebuah lingga (lambang Siwa) di daerah Kunjarakunja oleh Sanjaya.Di Kerajaan Mataram terdapat dua wangsa yaitu Sanjaya dan Syailendra yang memperebutkan kekuasaan. Pada pertengahan abad ke-9, kedua 
wangsa bersatu dengan perkawinan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani (raja puteri dari keluarga Syailendra). Bukti dari persatuan keluarga tersebut adalah Candi Plaosan. Pada Candi Plaosan merupakan perpaduan dari corak agama Buddha dan Hindu yang dibangun sebagai simbol persatuan dari persatuan dua keluarga melalui pernikahan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani.

Pada tahun 856 Balaputera dari Wangsa Syailendra berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan tetapi gagal. Beliau kemudian melarikan diri ke Sriwijaya dan berhasil naik tahta menjadi raja Sriwijaya. Setelah berhasil menghapus kekuasaan Syailendra di Jawa, Rakai Pikatan turun tahta dan digantikan oleh Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi. Masa Rakai Kayuwangi menghadapi berbagai kesulitan karena menurunnya pertanian dan lemahnya tenaga rakyat. Rakai Kayuwangi berkuasa dari 
856 M sampai 886 dan digantikan Rakai Watuhumalang. Sebagai raja berikutnya adalah Balitung dan Rarkyan Kanuruhan. Mataram Kuno diperkirakan berpindah ke Jawa Timur karena pada tahun 929 prasasti yang ditemukan berada di daerah Jawa Timur.

5. Kerajaan Singhasari: Pendiri Dinasti Penguasa Nusantara

Raja pertama Kerajaan Singhasari adalah Ken Arok. Kitab Pararaton dan Negarakrtagama menyebutkan, Ken Arok semula anak orang biasa dari Desa Pangkur. Ia lahir dari seorang anak petani yang kawin dengan dewa. Setelah itu, ia diangkat anak oleh seorang pendeta yang mengabdi di Tumapel. Penguasa di Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ken Arok jatuh cinta kepada istri dari Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan kerisnya dan menikahi Ken Dedes. Ken Arok mengambil kekuasaan di daerah Tumapel. Sedikit demi sedikit, 

Padatahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh anak tirinya Anusapati (anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung) sebagai balas dendam atas kematian ayah kandungnya. Anusapati mengambil alih kekuasaan Singhasari. Ia berkuasa dari tahun 1247-1248. Suatu pembunuhan terencana dilakukan oleh Tohjaya (anak dari Ken Arok dan Ken Umang). Tohjaya membalas dendam kepada Anusapati dan menjadi penguasa di Singhasari. Pada tahun 1284, kekuasaan dipegang oleh Ranggawuni yang mengalahkan Tohjaya. Ranggawuni berkuasa bersama dengan Mahesa Cempaka, anak dari Mahesa Wonga Teleng (anak Ken Arok dan Ken Dedes). Pada tahun 1254, tahta kerajaan diberikan kepada anaknya yaitu Kertanegara. Banyak ditemukan bukti tentang masa pemerintahan Krtanegara. 

Pada tahun 1275, Krtanegara menjalin persahabatan ke Sumatra Tengah. Sang Raja mengirim pasukan ke Sumatra yang terkenal dengan Ekspedisi Pamalayu untuk mempererat persahabatan dengan kerajaan Dharmasraya. Kisah ekspedisi yang berlangsung hingga 1292 ini diketahui dari alas arca Amoghapaca yang ditemukan di Sungai Langsat. Menurut cerita, ada utusan dari Tiongkok bernama Meng K’i. Krtanegara yang merasa kesal memberikan penghinaan kepada raja Tiongkok dengan memberikan luka fisik kepada utusannya tersebut. Raja Tiongkok marah dan menyiapkan armada besar untuk menyerang Singhasari. 

Bersamaan dengan itu, Kadiri sudah mempersiapkan pemberontakan kepada Singhasari. Jayakatwang (Raja Kadiri) sudah memerhatikan situasi di Singhasari yang kurang pasukan akibat pengiriman Ekspedisi Pamalayu dan perselisihan dengan raja Tiongkok. Singhasari diserang oleh Jayakatwang dari dua arah yaitu utara dan selatan. Krtanegara, yang sedang melakukan upacara keagamaan dengan para pendeta dan pembesar lainnya, terbunuh. Singhasari takluk oleh Kadiri. Namun, tidak berselang lama pasukan Tiongkok datang dan menyerang Jayakatwang. Jayakatwang kalah telak karena pasukan Tiongkok juga dibantu oleh sisa-sisa pendukung raja Krtanegara seperti Raden Wijaya. Raden Wijaya, yang mengetahui Jayakatwang telah kalah, menyerang balik pasukan Tiongkok untuk mengusir mereka dari Pulau Jawa.

6. Kerajaan Majapahit: Supremasi Kejayaan Nusantara

Raden Wijaya merupakan pendiri dari kerajaan Majapahit. Raden Wijaya terkenal menjadi raja yang tegas dan bijaksana. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 dan dilanjutkan tahtanya oleh Jayanegara. Pada pemerintahan Jayanegara, Majapahit banyak diterpa kesulitan dalam negeri. Pemberontakan terjadi karena ketidakpuasan politik. Jayanegara wafat pada tahun 1328 M. Ia tidak mempunyai keturunan. Penggantinya adalah anak wanita dari Gayatri, ibu tirinya, yaitu Bhre Kahuripan (nama 
gelar) dan mendapatkan gelar Tribhuanatunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada masa pemerintahan raja wanita ini timbul kembali pemberontakan. Namun, pemberontakan tersebut berhasil diredam oleh Gajah Mada yang diangkat menjadi mahapatih.

Gajah Mada menunjukan pengabdiannya dengan mengucap sumpah Palapa untuk mempersatukanNusantara di bawah pimpinan Majapahit. Pada tahun 1350 Tribhuanatunggadewi turun takhta dan digantikan oleh anaknya yaitu Hayam Wuruk yang lahir pada 1334. Hayam Wuruk bersama Gajah Mada membangun Majapahit untuk menjadi kerajaan yang dapat mempersatukan wilayah Nusantara dan memakmurkan rakyatnya. Kekuasaan Majapahit cepat menyebar dan berhasil menguasai daerahtaklukan seluas negara Indonesia sekarang ditambah wilayah di Semenanjung Malaya. Selain menaklukan beliau juga mempererat persahabatan dengan raja-raja tetangga Majapahit. Pada pemerintahan Hayam Wuruk kemakmuran dan keamanan terwujud dengan baik.

Gajah Mada wafat pada 1364 dan menimbulkan kesulitan siapa yang dapat menggantikannya. Pada tahun 1389 Hayam Wuruk wafat dan digantikan oleh menantunya Wikramawardhana. Pernikahan antara Hayam Wuruk dan salah satu selirnya mendapatkan anak laki-laki yang bernama Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi diamanahkan untuk memimpin wilayah Majapahit di daerah timur Pulau Jawa.  Majapahit dikisahkan terpecah menjadi dua antara kekuasaan Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi pada peristiwa Paregeg. Peristiwa Paregreg ini berakhir dengan kalahnya Bhre Wirabumi. Namun, peristiwa Paregreg ini sangat berdampak bagi keutuhan Majapahit. Tiongkok yang sudah sejak lama menggangu kekuasaan Majapahit berusaha kembali memikat daerah-daerah di luar Jawa. Kalimantan Barat, Malayu, dan Palembang lepas dari kekuasaan Majapahit. Menyusul Malaka dan daerah lainnya yang kemudian melepaskan diri. Wikramawardhana wafat pada 1429 dan kemegahan Majapahit seakan menuju ke arah keruntuhan.

Peninggalan Peradaban Hindu-Buddha

Peradaban Hindu-Buddha yang menjadi awal dari peradaban masa sejarah di Indonesia berlangsung berabad-abad sampai kemudian pengaruh Islam datang. Peradaban Hindu-Buddha membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia. 

Beberapa di antara peninggalan tersebut adalah candi, seni pahat patung, seni ukir, arca dari logam, dan hasil kesusastraan. Candi berasal dari salah satu nama untuk Dewi Durga yaitu Candika. Bangunan candi dibangun untuk memuliakan orang yang telah wafat, khusus untuk para raja dan orang-orang terkemuka. 

Seni pahat patung hubungannya dengan patung dewa. Pada masa itu seni pahat patung berhubungan dengan religiusitas. Patung-patung itu menggambarkan dewa atau dewi. Seni ukir juga biasanya menjadi pola hiasan pada dinding-dinding candi. Pola hiasan yang biasa diukir adalah makhluk-makhluk ajaib dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan suasana Gunung Mahameru. 

Macam-macam hiasan relief pada candi biasanya mengandung cerita dari kitab keagamaan seperti Ramayana, Arjunawiwaha, Karmawibhannga, Kunjarajarna, dan Panji.Arca-arca dari logam juga dihasilkan dari peradaban Hindu-Buddha. Pada umumnya arca-arca logam berukuran kecil. Barang-barang dari logam emas juga didapatkan dalam bentuk cincin, gelang, rantai, kalung jamang dan lain-lain. Hasil-hasil kesusasteraan pada zaman Hindu-Buddha biasanya ditulis pada daun lontar. Karena ditulis di daun lontar, banyak kesusastraan yang hilang dan mudah rusak. Kesusastraan pada zaman Hindu-Buddha ditulis sebagai gancaran (prosa) dan tembang (puisi). Ditinjau dari isi kitab kesusastraan terdiri atas tutur (kitab keagamaan), sastra (kitab-kitab cerita mengenai keagamaan dan kesusilaan) dan kitab-kitab uraian sejarah.


Semoga rangkuman materi IPS kelas 7 tema 03 Potensi Ekonomi Lingkungan dapat bermanfaat bagi bapak/ibu guru serta adik-adik. Dan jangan lupa memberikan saran dan komentar pada kolom yang tersedia untuk kemajuan website kami.

Posting Komentar untuk "Rangkuman materi IPS kelas 7 Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Hindu-Buddha"